Selasa, 17 Februari 2015

Akar Kucing & Paku Kawat Untuk Penderita Myasthenia Gravis

Myasthenia Gravis merupakan penyakit autoimun kronis dan langka, dengan probabilitas 1 dibanding 100.000 orang.

Penyakit Myashenia Gravis disebabkan karena antibodi beraksi melawan jaringan tubuh, yang terjadi pada Neuromuscular junction (Titik Persambungan antara otot dan syaraf). Dimana dengan adanya gangguan komunikasi antara sel saraf dan sel otot, dapat yang menyebabkan kelemahan pada penderitanya.
Pada Myasthenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tetapi biasanya menyerang otot yang mengontrol gerak mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, hingga pernafasan yang dapat menyebabkan gagal nafas yang berujung pada kematian.
Penyebab penyakit ini sering dihubungkan dengan kelenjar timus, yang berfungsi dalam sistem imun tubuh.
Dimana pada penderita Myasthenia Gravis sering didapati adanya Thymoma atau pembesaran kelenjar timus. Kelenjar Thymus yang seharusnya mengecil sejalan dengan pertambahan usia, tetapi malah membesar dan mengacaukan sistem dari antibodi, sehingga menyerang transmisi neuromuskular.

Penderita Myasthenia Gravis biasanya dimulai dengan gejala, antara lain :
- Ptosis yaitu mata layu yaitu kelopak mata jatuh, baik sebelah atau keduanya,
- Diplopia yaitu pandangan mata berganda
- Gangguan Bicara / cadel,
- Gangguan Menguyah
- Gangguan menelan hingga sulit menelan
- Kelemahan pada lengan,
- Kelemahan pada kaki
- Gangguan pada otot pernafasan

Gejala awal dari masing-masing penderita tidak sama, sehingga menyulitkan diagnosa dari dokter. Sehingga perlu dilakukan serangkaian test laboratorium, dari EMG, test Antibodi, hingga CT Scan Torax.
Sedangkan ada beberapa test yang saat ini masih belum dapat di lakukan di Indonesia, hasil darah tersebut di kirim ke Australia ataupun ke Amerika. Dan kabarnya di Singapore pun test ini juga belum bisa dilakukan masih di kirim ke negara lain.

Kelemahan dari masing masing penderita tersebut juga beragam, ada yang hanya menyerang syaraf okular saja, atau bahkan mengenai hampir semua otot termasuk otot pernafasan, yang beresiko dengan gagal nafas yang menyebabkan kematian.

Biaya pengobatan untuk penderita Myasthenia Gravis tidaklah murah. Dimulai dari obat Mestinon yang harus diminum seumur hidup, padahal harga satuan obat nya tidak murah, kurang lebih antara Rp 6000 s/d 9000 / butir dan sehari, dan itu pun bisa dikonsumsi sampai dengan 6 butir.
Selama ini penderita Myashenia Gravis hidupnya hanya tergantung dari obat Mestinon untuk menunjang aktivitas harian seumur hidup.

Belum lagi obat imunosupressan yang berguna untuk menekan antibodi, apabila penyakit Myashenia tersebut sedang rewel. seperti obat jenis Methyl prednisolone, Cellcept, ataupun Imuran.

Kadang para penderita juga diperlukan Plasmapheresis (penggantian plasma darah), IVIG (IntraVenous Immunoglobulin) untuk kasus yang lebih gawat, karena gagal nafas atau kelemahan di sekujur tubuh. Yang biayanya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Beberapa penderita Myasthenia Gravis yang ditemukan adanya pembekakan kelenjar Timus (Thymoma), perlu dilakukan adanya pengangkatan (Thymectomi).
Dan apabila hasil PA dari Kelenjar Thymus (Thymoma) tersebut dinyatakan ganas, pasien harus dilakukan Kemoterapi.

Dari berbagai kasus Myasthenia Gravis tindakan Thymectomi, dianggap paling berhasil karena banyak dari penderita yang mengalami perbaikan (atau sering disebut dengan Remisi), dari yang susah berjalan, susah bernafas, tetapi sekarang sudah bisa beraktifitas normal.
Thymectomi, memang tidak menjamin kesembuhan 100%, ada yang mengalami perbaikan, ada yang sama saja, tetapi ada juga yang kondisinya memburuk bahkan meninggal.
Penderita Myasthenia Gravis (Yang disebut dengan MGers) tidak bisa sembuh total, hanya mengalami periode remisi. yaitu suatu kondisi dimana pasien tidak tergantung terhadap obat, dan pasien dapat beraktifitas secara normal.

Dengan mahalnya biaya pengobatan rutin, atau tindakan khusus seperti Plasmapheresis dan IVIG yang mencapai ratusan juta ataupun Thymectomi yang juga mahal. Banyak penderita Myasthenia Gravis (MGers) yang tidak mampu mengobati penyakit ini secara tuntas, bahkan resiko kematian selalu mengiringi.
Dengan mahalnya biaya biaya secara medis, banyak MGers yang berusaha lari ke pengobatan alternatif. Ada yang melakukan akupuntur, pengobatan sinshe, sengat lebah. Ada juga yang meminum suplement Kolustrum, gamat, Transfer Factor, atau bahkan jus kulit manggis. Ada juga MGers yang mencoba peruntungan dengan rebusan daun sirsat, ataupun sarang semut.

Dari berbagai macam usaha secara alternatif ada juga yang membuahkan hasil perbaikan perbaikan, ada juga yang tidak.
Tetapi konsumsi dengan suplement juga bukan hal yang murah juga. Yang mungkin masih dianggap mahal oleh beberapa MGers. Mungkin saat itu yang murah hanya rebusan daun sirsat.
:)

Beberapa waktu yang lalu, salah satu anggota komunitas Myasthenia Gravis Indonesia yang berinisial PM menginformasikan dan share artikel tentang tanaman herbal yang katanya berkhasiat untuk penderita MG, dan sedang diteliti di Indonesia juga dengan spesifik untuk Myasthenia Gravis, dan untungnya tanaman tersebut bisa didapatkan secara gratis pula.
Adapun jenis tanaman yang konon bisa untuk digunakan untuk pengobatan alternatif adalah :
- Tanaman Paku Kawat (Lycopodium) dan
- Akar Kucing (Acalypha Indica Linn) atau yang biasa disebut anting-anting/lelantang

Untuk tanaman Lycopodium biasa digunakan untuk obat luka memar, keseleo, bengkak. Dan menurut referensi tersebut tanaman Lycopodium mengandung alkaloid yang menurut literatur sepertinya berpotensi untuk dapat mengobati penyakit kronis seperti alzheimer dan Myasthenia Gravis. Dan tanaman Lycopodium sedang diteliti di salah satu perguruan tinggi di Bandung (ITB)

Sedangkan yang lebih ramai diperbincangkan di komunitas Myasthenia Gravis Indonesia adalah yang kedua, yaitu Akar Kucing (Acalypha Indica Linn). Mungkin tanaman yang kedua ini lebih mudah diketemukan dibanding dengan Lycopodium.
Adapun tanaman ini biasa digunakan untuk mengobati disentri basiler, malaria, sembelit encok, diabetes, tumor, eksim dan Kelemahan tubuh
Tanaman akar kucing biasa terdapat di sawah, pekarangan. Dan sering dianggap sebagai gulma. Dengan tinggi sekitar 30-50cm. daun tunggal bertangkai panjang, bunga majemuk dan buahnya kotak bulat hitam.
Tanaman ini sering di makan kucing dengan dikunyah, sehingga dinamakan akar kucing.
Untuk tanaman akar kucing ini sudah di uji coba di FKUI yang diujikan terhadap Katak dan terbukti mempunyai efek neuroprotektor pada otot rangka katak yang dilumpuhkan.
Layaknya penderita Myasthenia Gravis. Berbekal info dari artikel tersebut para MGers pun sangat antusias untuk mencari tanaman akar kucing. Karena tanaman tersebut bis diperoleh gratis dan pengolahannya juga relatif mudah. Tetapi ada permasalahan yang dihadapi oleh para MGers tersebut, karena tanaman tersebut susah diketemukan diperkotaan dan tingkat kontinyuitasnya rendah. Sehingga MGers susah mendapatkan hasil yang optimal dari tanaman tersebut. Selain itu takaran untuk pengobatan Myasthenia Gravis juga belum ada acuan yang jelas. Tetapi kalau melihat penggunaan tanaman akar kucing untuk Encok adalah sebenyak 7 buah akar per hari, maka dapat di asumsikan jumlah yang digunakan untuk penyakit Myasthenia Gravis adalah minimal sama dengan yang digunakan untuk pengobatan encok, yaitu 7 buah akar / hari

Untuk mengolahnya dapat langsung di gunakan selagi masih segar, atau di keringkan terlebih dahulu agar lebih tahan lama kalau disimpan.
Siapkan 4 buah akar kucing, rebus dengan 3 gelas air, hingga menjadi 1 gelas untuk sekali minum.
Buatlah rebusan ini sehari 2x pagi dan sebelum tidur, agar hasil maximal.

Semoga bermanfaat…

Bagi yg ingin menjadi donatur dapat disalurkan ke Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia

www.mgindonesia.org
____
Arsip Media
Ditulis oleh Andreas Koo - Kompasiana