Kelopak Mata Tiba-tiba 'Jatuh', Waspada Penyakit Langka Miastenia Gravis

Pada awalnya, penderita Miastenia Gravis (MG) atau sering disebut MGer, mungkin tidak menyadari bahwa kelopak matanya turun dengan sendirinya. Tapi semakin lama, penyakit langka ini akan semakin menyiksa, bahkan hingga mengancam jiwa.

Mungkin belum banyak yang mendengar tentang penyakit Miastenia Gravis (Myasthenia Gravis/MG). Penyakit ini memang langka, namanya pun unik. Namun sekali terkena, penderitanya harus berjuang seumur hidup untuk melawan penyakit autoimun ini.

MG merupakan gangguan autoimun yang merusak paut saraf otot yang mengakibatkan kelemahan otot. Penyebabnya berhubungan dengan gangguan pada sistem kekebalan tubuh atau autoimun.

Pada MG, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang salah satu jenis reseptor pada saraf otot, sehingga terjadi gangguan pada transmisi saraf-otot, yang berakibat terganggunya kontraksi otot.

"Gejala yang paling sering adalah pada otot mata (tipe okular), jadi kelopak mata tiba-tiba turun, bisa di salah satu mata atau keduanya. Bisa juga penglihatan jadi double," jelas Dr. Ahmad Yanuar, SpS, spesialis saraf dari RSCM dalam acara Talkshow 'Hidup Berkualitas dan Produktif Dengan Myasthenia Gravis' di Gedung A RSCM, Jakarta, Minggu (15/4/2012).

Gejala awal MG yang khas adalah kelemahan otot yang menyerupai kelelahan. Kelemahan otot ini biasanya dapat membaik jika otot diistirahatkan.

Tak hanya di mata, MG bisa mempengaruhi segala otot di seluruh tubuh, termasuk otot wajah, leher, tenggorokan, lengan atas, paha bahkan yang mengancam jiwa jika mempengaruhi kelemahan pada otot dada yang mengakibatkan gagal napas.

Gejala-gejala yang khas pada MG antara lain:
1. Kelopak mata 'jatuh' (ptosis)
2. Pandangan kabur atau penglihatan ganda (diplodia) karena otot yang mempengaruhi gerakan mata terpengaruhi
3. Kesulitan menelan
4. Kesulitan bicara, tiba-tiba sengau atau cadel
5. Kepala lunglai
6. Kesulitan senyum
7. Kesulitan mengangkat lengan ke atas kepala
8. Kesulitan berdiri dari posisi duduk
9. Kesulitan menaiki tangga
11. Memendeknya pernapasan pada saat menghembuskan napas
12. Kesulitan bernapas pada tidur telentang
13. Jika kondisinya berat, seluruh pernapasan dapat terhenti.

Setiap penderita MG berbeda dalam hal tingkat keparahan dari kelemahan ototnya. Pada beberapa MGer, hanya otot mata yang terpengaruh.

"Yang perlu diperhatikan adalah pasien MG harus menghindari stres dan kelelahan, karena itu bisa memicu kekambuhan," lanjut Dr Yanuar.

Terlalu sedih, stres, kelelahan, marah atau terlalu gembira bisa mengakibatkan penderita MG mengalami kekambuhan bahkan sampai mengalami gagal napas karena saraf-saraf napas tidak bisa bergerak.

Agar tetap bisa produktif dan hidup berkualitas, Dr Yanuar memberikan beberapa saran bagi penderita MG, yaitu:
1. Harus menyesuaikan diri dengan penyakit
2. Minum obat teratur
3. Hindari stres dan kegiatan yang menyebabkan kelelahan
4. Hati-hati bila terkena infeksi
5. Hati-hati minum obat, terutama antibiotik.
____
Arsip Media
Ditulis oleh Merry Wahyuningsih - detikHealth